2015 Tahun Kerja Keras Jelang PON 2016

rapat pleno

KONI Riau akan menghadapi tantangan berat pada tahun 2015 hingga PON Jawa Barat (Jabar) 2016. Sebab, di tahun ini, menjadi tahun penentu berapa jumlah atlet Riau yang bisa ikut ke PON Jabar 2016. Semua atlet Riau yang ingin turun di PON 2016 harus lolos seleksi. Seleksi itu bisa berbentuk Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) 2015 di Bangka Belitung bulan September, atau kejuaraan-kejuaraan nasional (kejurnas) yang menjadi ajang kualifikasi PON 2016.

 

Jika dalam PON 2012 lalu Riau bisa menurunkan berapapun atletnya di cabang olahraga manapun karena regulasi sebagai tuan rumah membolehkan, kini atlet-atlet Riau harus bekerja keras untuk sampai ke Jabar 2016. Maka, di tahun 2015 ini, KONI Riau dan semua pengurus cabang olahraga harus bekerja keras meloloskan atletnya. Jika tidak, prestasi rangking 6 dengan 43 emas, 39 perak, dan 51 perunggu, akan mudah digeser daerah lain.

 

Penekanan itu disampaikan Ketua Umum KONI Riau, H Emrizal Pakis, dalam Rapat Pleno Pengurus KONI Riau di Gedung Perpustakaan Soeman Hs, Rabu (28/1/2014). Menurut Emrizal, kini tak ada waktu untuk bersantai lagi karena daerah lain juga sudah jauh-jauh hari mempersiapkan atletnya.

 

“Tahun 2015 adalah momen kompetisi yang akan menentukan berapa atlet dan cabang olaraga yang bisa kita kirimkan ke PON 2016 Jabar,” jelas Emrizal.

 

Hampir semua pengurus KONI Riau hadir dalam rapat pleno tersebut, kemarin. Selain Emrizal Pakis, jajaran wakil ketua juga hadir lengkap. Mereka adalah Wakil Ketua I H Zulkifli Saleh, Wakil Ketua II, H Abdul Lapiz, Wakil Ketua III H Asmawie Mukri, Sekretaris Umum H Darmansyah, Bendahara Umum Moech Roem, para ketua bidang, dan anggota pengurus lainnya.

 

Agenda rapat adalah mengesahkan Rencana Kerja Tahunan KONI Riau 2015 dan pengesahan Anggaran Kegiatan KONI Riau 2015. Menurut Emrizal, selain semua bidang harus bekerja keras, penekanan khusus diberikan kepada Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Riau. Karena yang bertanggung jawab khusus prestasi adalah Binpres, maka bidang ini harus secara maksimal bekerja.

 

“Ini bukan berarti bidang lainnya tak harus serius. Karena muara dari semuanya adalah prestasi atlet Riau di berbagai iven, terutama PON, maka Binpres yang memang mengurus masalah prestasi ini, harus benar-benar bekerja keras. Bidang yang lain juga harus bekerja keras menyuportnya,” jelas Emrizal.

 

Selain itu, Emrizal juga menekankan pentingnya penguatan hubungan antara KONI Riau dengan Pengprov Cabor. Pengprov Cabor harus menjadi basis pembinaan atlet yang di-back-up oleh KONI Riau. Jika Pengprov Cabor serius membina atlet, dan jika atlet-atlet itu berprestasi, maka KONI Riau akan dengan mudah memberi dukungan, baik materi maupun moral.

 

“Ini harus ditekankan. Supaya tak terkesan seperti yang selama ini muncul bahwa Pengprov Cabor tak bekerja. Bahwa yang yang melakukan pembinaan atlet adalah Dispora melalui PPLP, PPOD, PPLN maupun sekolah olahraga. Saya yakin, semua Pengprov Cabor juga bekerja keras membina atlet, tapi mungkin memang harus dimaksimalkan lagi,” jelas Emrizal.

 

Di bagian lain, Wakil Ketua III Asmawie Mukri mengingatkan karena ketatnya pengawasan keuangan oleh pemerintah selama ini, agar semua bidang berhati-hati dan betul-betul menjalankan anggarannya sesuai program yang telah dibuat dan disahkan.

 

“Ini penting. Akuntabilitas pengelolaan anggaran harus jadi prioritas. Jika semua sesuai perencanaan dan ujungnya adalah prestasi, maka tak akan ada masalah di kemudian hari,” jelas Asmawie.

Beri rating artikel ini!
Tag: