MUSLIM, Pencetak Arjuna dan Srikandi Riau

muslimSEKILAS  orang tidak menyangka jika Muslim AMd, pria tinggi semampai ini adalah pelatih panahan  yang telah melahirkan pemanah-pemanah ulung harapan Bumi Lancang Kuning Riau.

Peraih medali perak saat Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur 2008 lalu ini merupakan salah satu ujung tombak pembinaan prestasi para Arjuna dan Srikandi Riau dikancah nasional.

Saat dirinya bergabung di olahraga panahan pada 1995, olahraga ini masih dipandang sebelah mata, bahkan sampai tahun 2000 cabor ini seperti hidup segan mati tak mau. Hal ini membuatnya mundur dari dunia olahraga dan memaksanya untuk berwiraswasta.

”Ya, hampir tiga tahun saya berdagang di Pelalawan,” kata Muslim saat ditemui PRIORITAS. Namun dua tahun PON XVII Kalimantan Timur, atau tepatnya tahun 2006 dirinya dipanggil Ketua Harian KONI Riau Drs Yuherman Yusuf dan Ketua Pembinaan Prestasi KONI Riau (Alm) Drs Sudarto untuk menghidupkan kembali olahraga panahan yang sudah lama vakum.

Muslim pun kembali terjun ke arena sebagai atlet. Meski belum menghasilkan prestasi, tapi Panahan Riau mulai tampil dibeberapa iven. Pelan namun pasti olahraga ini mulai jalan setapak demi setapak merengkuh harapan.Potensi yang positif inipun langsung ditangkap pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Riau untuk memasukkan olahraga Panahan menjadi cabang olahraga PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan pelajar ).

Drs Sanusi Anwar yang kala itu menjadi Kepala UPT Dispora Riau memberikan kepercayaan penuh kepada Muslim untuk menukangi atlet-atlet pelajar Riau.

Hasilnya, prestasi demi prestasi disumbangkan para pelajar Riau di Kejuaraan antar PPLP di Indonesia. Bukti keberhasilan Muslim membina olahraga ini, sejak 2009 sampai sekarang, Riau diperhitungkan lawan se Indonesia disetiap iven yang diikuti.

Namun pria yang mengenyam ilmu kepelatihan di Incheon, Korea, 2010 lalu tetap merendah. Keberhasilannya mengangkat olahraga Panahan ini tak lepas dari dukungan seluruh pihak, terutama KONI Riau dan Dispora Riau yang memberikan kepercayaan penuh padanya disaat organisasi Perpani (Persatuan Panahan Indonesia) Riau mengalami kevakuman.

”Membangun prestasi olahraga bukan semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya dengan proses. Jalannya berliku, banyak tantangannya.Tapi sebagai pelaku olahraga ini  sudah menjadi tanggung jawab memajukan Panahan di Riau baik diminta ataupun tidak,” sebutnya.

Ya, bukti kecintaannya pada olahraga ini, pada 2013 lalu Muslim mendirikan Muslim Archeri School (MAS) yang bertujuan melakukan pembinaan awal sebelum masuk tes ke PPLP dan memenuhi permintaan masyarakat pecinta olahraga ini.

Kepercayaan yang diberikan KONI dan Dispora Riau dibayar tuntas dengan prestasi. Di Pekan Olahraga Nasional (PON ) Remaja I di Surabaya 7-16 Desember 2014 lalu, cabor panahan  berhasil menyumbangkan emas pertama buat kontingen Riau dari empat medali emas yang direngkuh diiven yang diikuti 32 Provinsi se  Indonesia.

Sementara di Kejuaraan Nasional antar PPLP se Indonesia 2014 di Jambi, gelar juara umum berhasil dibawa pulang ke Bumi lancang Kuning dengan torehan 6 medali emas 5 perak dan empat perunggu.

Prestasi ini tidak lepas dari tangan dingin Muslim selaku pelatih Panahan Riau mendapatkan  kepercayaan penuh  Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau menggembleng atlet-atlet muda Bumi Lancang Kuning yang memiliki  talenta emas ditengah kevakuman organisasinya.

Kepercayaan penuh dibayar tuntas dengan prestasi gemilang. Satu medali emas dua perak satu perunggu berhasil dibawa pulang.Padahal sejak awal cabor panahan di PON Remaja I, tidak  mematok target yang muluk.

Muslim mengaku keberhasilan atletnya  karena latihan yang kontinyu dan disiplin tinggi serta perhatian pengurus KONI Riau.

”Kekompakan pelatih dan atlet merupakan salah satu faktor meraih prestasi. Selain tekad memberikan prestasi maksimal disetiap iven yang akan kita ikuti,” kata Muslim.

Harus diakui, memang berat tugas Muslim mencetak atlet-atlet panahan Riau. Pasalnya mencetak atlet bukanlah perkara mudah. Tapi berkat ketekunannya, guru yang mengajar di SMP Muhammadiyah Bangkinang ini mampu memberi bukti kepercayaan dengan mencetak atlet-atlet berkualitas emas.

Jadi wajar jika Muslim dianggap sebagai pioner kemajuan olahraga cabang panahan di Bumi Lancang Kuning

Tapi siapa sangka jika pria peraih medali emas di Pra PON cabang Panahan di Kalimantan Timur ini mengawali karirnya sebagai atlet softball Riau selama kurun waktu 1988 – 1991.Setelah itu karirnya dilanjutkan  menjadi pelatih. Tahun 1993 menjadi asisten pelatih dan membawa Softball Riau berlaga di PON Jakarta. Dan tahun  2000 berhasil membawa atlet softbal putri Riau berlaga di PON yang digelar di Jawa Timur.***

Beri rating artikel ini!
Tag: