Pelti Berlakukan Pembatasan Umur

pelti_logoPembatasan umur akhirnya menjadi kesepakatan pada pertemuan Pengurus Pelti se-Indonesia di Jakarta, 24 Mei lalu. Pada PON 2016 Jabar disepakati umur maksimal atlet tenis lapangan adalah berusia 21 tahun. Ketua Harian Pelti Riau, Taufiq OH, Senin 2 Juni 2014 mengatakan, hasil kesepakatan Pengprov Pelti se-Indonesia itu selanjutnya akan dikirimkan ke KONI Pusat untuk ditindak lanjuti.

“Keputusannya adalah pembatasan umur yaitu 21 tahun. Sebelum pengambilan keputusan dalam pertemuan itu memang sempat terjadi perbedaan pendapat antara Pengprov Pelti di kawasan Indonesia Barat dengan Pengprov Pelti kawasan Indonesia Timur. Daerah Jawa, Sumatera, termasuk Riau setuju tidak ada pembatasan di PON dengan alasan berpatokan pada aturan olimpiade. Adapun dari Indonesia Timur juga ngotot untuk mempertahankan hasil kesepakatan Munas di Manado 2013,” ujar Taufiq.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) Pelti di Manado 2013, telah disepakati pemberlakukan pembatasan usia untuk peserta PON maksimal 21. Keputusan itu kemudian dipertegas dalam Rakernas 2014 yang juga diikuti seluruh Pengprov Pelti se-Indonesia.

Selain aturan usia PON Jabar, pertemuan Pengprov Pelti se-Indonesia itu juga menyepakati batas usia di PON Remaja 2014 di Jatim maksimal 18 tahun. Keputusan ini tentu berbeda dengan keputusan dari KONI Pusat yang membatasi usia atlet dari 14-16 tahun untuk seluruh cabang olahraga.

Dengan hasil tersebut, menurut Taufiq, Pelti Riau otomatis mengandalkan Vita Taher untuk mendulang medali emas di PON 2016 Jabar. Selain itu, dalam waktu dekat pihaknya juga akan mencari pendamping bagi Vita.

“Kita pasti mengandalkan Vita untuk mendulang medali emas di PON. Saat ini Vita sudah menjadi andalan Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Pada PON 2016 Jabar diharapkan dia bisa mencapai puncak prestasi,” ujarnya.(p-5)

 

Beri rating artikel ini!