TIGA kabupaten maju mencalonkan diri untuk menjadi tuan rumah Porprov IX 2017. Ketiga daerah itu adalah Rokan Hulu (Rohul), Kampar, dan Kepulauan Meranti. KONI Riau sedang melakukan penilaian yang kemudian akan bertemu Gubernur Riau untuk memutuskan daerah mana yang akan menjadi tuan rumah.
Penjelasan ini disampaikan Ketua KONI Riau, H Emrizal Pakis, dalam jumpa pers di Media Center Porprov VIII Inhu di Pematang Reba, Jumat (18/10). Menurut Emrizal, ketiga daerah itu sudah menyampaikan dirinya pada rapat anggota KONI Riau di Pekanbaru, Juni 2014. KONI masih mengkaji daerah mana yang dianggap paling siap.
“Kami sudah membentuk sebuah tim untuk melakukan studi kelayakan masing-masing daerah,” jelas Emrizal.
Studi kelayakan itu, kata Emrizal, mencakup pada infrastruktur, venue, kemampuan keuangan daerah, dan beberapa item lainnya. Namun, semangat untuk memeratakan penyelenggaraan juga menjadi pertimbangan. Emrizal menjelaskan, dengan penyelenggaraan Porprov di daerah, diharapkan daerah yang menjadi tuan rumah juga bisa membangun arena olahraga yang layak.
“Secepatnya kami akan melakukan rapat untuk membahasa segala keunggulan dan kekurangan daerah yang mencalonkan diri. Setelah itu kami akan melaporkannya ke Gubernur Riau dan meminta beliau memberi masukan sekaligus membantu untuk memutuskan,” jelas Emrizal.
Dari ketiga daerah yang mencalonkan diri, Kampar termasuk kandidat utama karena memiliki beberapa venue utama, termasuk stadion sepakbola yang layak, dan beberapa venue lainnya. Namun, kata Emrizal, itu tak bisa menjadi patokan utama, karena Rohul dan Kepulauan Meranti juga siap membangun stadion dan venue lainnya jika terpilih.
Sejak tahun 1991, Provinsi Riau sudah menggelar Porprov (dulu bernama Porda) yang hingga penyelenggaraan kelima dipustakan di Pekanbaru. Namun dengan semangat pemerataan agar daerah juga membangun infrastruktur olahraga, sejak Porprov VI, penyelenggaraan dilakukan di daerah. Bengkalis menjadi tuan rumah Porprov VI, yang kemudian disusul Indragiri Hilir pada Porprov VII 2011.
“Saya berharap, dengan penyelenggaraan digilir ke daerah, semua daerah bisa mengembangkan cabang olahraga unggulan sekaligus membangun venue,” kata Emrizal lagi. (*)