Mantan Ketua Harian PODSI Riau, Sanusi Anwar, terpilih secara aklamasi pimpin organisasi olahraga dayung itu lima tahun ke depan. Dia harus menjawab tantangan KONI Riau agar meraih 10 emas dalam PON 2020.
H SANUSI Anwar terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Riau periode 2014-2019 setelah terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Provinsi PODSI Riau, Sabtu 7 Juni 2014 di Hotel New Holywood Pekanbaru. Sanusi yang sebelumnya adalah Ketua Harian PODSI Riau itu terpilih menggantikan Iskandar Hoesin yang telah menjabat selama lima tahun belakangan.
Sanusi setelah terpilih menyebutkan PODSI Riau memiliki tantangan besar ke depan yang harus dilalui. Menjadi juara umum di PON 2012 lalu, PODSI Riau memili tantangan untuk mempertahankan malahan meningkatkan prestasi yang diraih itu di PON 2016 Jabar.
“Tantangan sangat berat. Apalagi KONI Riau sudah menantang kita untuk bisa merebut 10 emas di PON 2016 Jabar nanti. Untuk bisa mencapai itu saya membutuhkan kerja sama dari semua pihak,” ujar Sanusi.
Langkah ke depan yang harus dilakukannya selain membentuk kepengurusan adalah membentuk tim Pra PON dayung. Pasalnya di tahun 2015 mendatang adalah Kejurnas Pra PON yang sangat menentukan raihan prestasi Riau di PON 2016 Jabar nanti.
“Kita akan segera membentuk tim itu. Tujuannya adalah supaya maksimal di Pra PON 2015 nanti. Kita harus bisa meloloskan sebanyak-banyaknya atlet dan nomor pertandingan. Kalau hanya bisa meloloskan lima sampai tujuh nomor saya, tentu target 10 emas tidak akan tercapai. Makanya Pra PON adalah tahap awal untuk PON 2016 Jabar,” terang Sanusi yang juga Wakil Ketua Bidang Binpres KONI Riau ini.
Pada PON 2012 lalu, Riau sukses menjadi juara umum cabor dayung dengan mengantongi tujuh emas. Pada pembukaan Musprov PODSI Riau, Jumat (6/5) lalu, Ketua Umum KONI Riau, Emrizal Pakis menantang PODSI Riau supaya bisa meraih 10 emas di PON 2016 Jabar.
Ditantang Tantang 10 Emas
Sebelumnya, saat pembukaan Musprov, KONI Riau menantang PODSI Riau untuk bisa menyabet 10 emas di PON 2016 Jawa Barat.
“Tren PODSI Riau sedang naik. Tahun 2004 lalu cuma dapat perak, kemudian 2007 naik menjadi lima emas. Kemudian tahun 2012 naik menjadi tujuh emas. Harapannya di tahun 2016 naik lagi menjadi 10-11 emas lah,” ujar Ketum KONI Riau, Emrizal Pakis kepada saat membuka Musprov PODSI Riau.
Emrizal menyebutkan, tantangan itu diharapkan bisa dilalui pengurus PODSI Riau yang baru. Untuk itu, pengurus ke depan mesti bisa menggali semua potensi yang ada. Pengurus PODSI harus bisa bekerja sama dengan semua lini, baik antar pengurus, pengurus dengan pelatih dan atlet serta pengurus dengan pihak luar.
“Soal potensi cukup besar mengingat semua kabupaten dan kota di Riau dilalui sungai. Sungai itu bisa menjadi wadah untuk pencarian atlet dayung. Saat ini, Riau adalah salah satu kiblat olahraga dayung. Hal itu harus dapat dipertahankan terus,” jelasnya.
Emrizal menyebutkan dayung adalah salah satu cabor andalan Riau. Hal itu dibuktikan dengan keberhasilan dayung menjadi juara umum di PON 2012 Riau lalu. Keberhasilan itu membawa atlet Riau dipanggil masuk Pelatnas. Saat ini tercatat ada 10 atlet Riau di Pelatnas Asian Games 2014. “Riau masih menjadi kiblat olahraga dayung di Indonesia. Saya berharap di kepengurusan PODSI yang baru, dayung malahan bisa lebih berprestasi lagi,” jelasnya.(p-5)